Nama :
Adha Didah Apriliyani
NIM :
G1D014023
Kelompok :
3
Orang
banyak berpendapat bahwa sendawa adalah pertanda sudah makan puas dan kenyang,
atau lambung sudah penuh. Namun hal tersebut tidak sepenuhnya benar karena
sendawa disebabkan adanya luapan lembab dari lambung atau lambung tidak dapat
mencerna makanan yang masuk. Penyebabnya adalah jenis makanan yang berlemak dan
pedas dan susah untuk dicerna. Sendawa menunjukkan gas perut terdorong ke
mulut. Jika tidak bisa bersendawa maka kemungkinan lambung akan terasa penuh
sehingga menyebabkan mual dan muntah.
Proses
sendawa yaitu sewaktu menelan, sfingter faringoesofagus menjaga pintu masuk ke
esofagus selalu tertutup untuk mencegah masuknya udara dalam jumlah besar ke
dalam esofagus dan lambung sewaktu bernafas. Udara hanya diarahkan ke dalam
saluran napas, jika tidak, maka saluran cerna akan menerima banyak gas yang
dapat menimbulkan sendawa. Sewaktu menelan, sfingter ini terbuka dan
memungkinkan bolus masuk ke dalam esofagus. Setelah bolus berada di dalam
esofagus, sfingter faringoesofagus menutup, saluran napas terbuka, dan bernapas
kembali dilakukan. Tahap orofaring selesai, dan sekitar satu detik telah
berlalu sejak proses menelan pertama kali dimulai.
Sendawa bisa terjadi akibat menelan udara, karena normalnya manusia menelan sedikit udara
saat makan dan minum. Namun beberapa orang secara tidak sadar bisa berulang
kali menelan udara yang lebih banyak, misalnya saat makanan atau merokok, serta
terkadang saat mereka merasa cemas. Air ludah yang berlebihan, yang bisa
terjadi pada refleks gastroesofageal, mengunyah permen karet, pemakaian obat-obatan tertentu, atau
rasa mual, juga bisa meningkatkan udara yang ditelan. Sebagian besar udara yang
ditelan sangat sedikit yang masuk ke dalam lambung dan saluran cerna
berikutnya. Udara dalam jumlah kecil yang masuk ke dalam usus sebagian besar
akan diserap ke dalam pembuluh darah dan sangat sedikit yang dikeluarkan
melalui flatus (buang angin).
Ada pun beberapa penyakit yang dapat dikaitkan dengan sendawa
yaitu perut akan mengalami kembung dengan waktu yang cukup lama, peningkatan
tahap asam di dalam perut, batu dalam empedu dan sembelit. Saat sendawa itu
terjadi, otot badan akan menjadi keras dan begitu pun bagian perut akan
menegang serta tertolak keluar. Sendawa adalah keluarnya gas restograd yang
bermanfaat dalam mengurangi udara yang ditelan secara berlebihan dan
dieksaserbasi oleh makanan tertentu. Sendawa kronis akan menyebabkan oleh batu
kandung empediu, PUD atau refluks. Kembung karena gas atau ketidakmampuan untuk
sendawa dapat di sebabkan oleh fundoplikasi sebelumnya.
Cara mencegah sendawa, kembung dan flatus dengan depalan cara yaitu, makan
dan minum lebih pelan agar proses
makanan masuk ke esofagus dapat berjalan dengan lancar, tidak
minum minuman berkarbonasi, saat
memakan sesuatu tidak mengunyah permen karet, tidak makan permen yang
keras, jika banyak menghisap permen maka akan lebih banyak menelan dan sebagian
yang ditelan adalah udara, hindari
mengkonsumsi makanan yang meningkatkan produksi gas dan berjalan kaki selama 10
– 15 menit setelah makan.
Daftar
Pustaka
Abdullah,
Raihanah. (2005). Kesihatan Keluarga.
Pahang: Millennia.
Mayo,
C. (2011). Bloating, belching and intestinal. Gas : How to Avoid Them.
Schwartz,
Seymour I. (2004). Intisari
Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah. Jakarta:EGC
Sherwood,
L. (2012). Fisiologi Manusia dari Sistem
ke Sel. Jakarta: EGC.
Sukanta, P. O. (2001). Akupresur dan Minuman untuk Mengatasi Gangguan
Pencernaan. Jakarta: Elex Media Komutindo.
0 komentar:
Posting Komentar