Selasa, 23 Desember 2014

Mekanisme Sendawa

Nama               : Adha Didah Apriliyani
NIM                : G1D014023
Kelompok       : 3

Orang banyak berpendapat bahwa sendawa adalah pertanda sudah makan puas dan kenyang, atau lambung sudah penuh. Namun hal tersebut tidak sepenuhnya benar karena sendawa disebabkan adanya luapan lembab dari lambung atau lambung tidak dapat mencerna makanan yang masuk. Penyebabnya adalah jenis makanan yang berlemak dan pedas dan susah untuk dicerna. Sendawa menunjukkan gas perut terdorong ke mulut. Jika tidak bisa bersendawa maka kemungkinan lambung akan terasa penuh sehingga menyebabkan mual dan muntah.
Proses sendawa yaitu sewaktu menelan, sfingter faringoesofagus menjaga pintu masuk ke esofagus selalu tertutup untuk mencegah masuknya udara dalam jumlah besar ke dalam esofagus dan lambung sewaktu bernafas. Udara hanya diarahkan ke dalam saluran napas, jika tidak, maka saluran cerna akan menerima banyak gas yang dapat menimbulkan sendawa. Sewaktu menelan, sfingter ini terbuka dan memungkinkan bolus masuk ke dalam esofagus. Setelah bolus berada di dalam esofagus, sfingter faringoesofagus menutup, saluran napas terbuka, dan bernapas kembali dilakukan. Tahap orofaring selesai, dan sekitar satu detik telah berlalu sejak proses menelan pertama kali dimulai.
        Sendawa bisa terjadi akibat menelan udara, karena normalnya manusia menelan sedikit udara saat makan dan minum. Namun beberapa orang secara tidak sadar bisa berulang kali menelan udara yang lebih banyak, misalnya saat makanan atau merokok, serta terkadang saat mereka merasa cemas. Air ludah yang berlebihan, yang bisa terjadi pada refleks gastroesofageal, mengunyah permen karet, pemakaian obat-obatan tertentu, atau rasa mual, juga bisa meningkatkan udara yang ditelan. Sebagian besar udara yang ditelan sangat sedikit yang masuk ke dalam lambung dan saluran cerna berikutnya. Udara dalam jumlah kecil yang masuk ke dalam usus sebagian besar akan diserap ke dalam pembuluh darah dan sangat sedikit yang dikeluarkan melalui flatus (buang angin).
Ada pun beberapa penyakit yang dapat dikaitkan dengan sendawa yaitu perut akan mengalami kembung dengan waktu yang cukup lama, peningkatan tahap asam di dalam perut, batu dalam empedu dan sembelit. Saat sendawa itu terjadi, otot badan akan menjadi keras dan begitu pun bagian perut akan menegang serta tertolak keluar. Sendawa adalah keluarnya gas restograd yang bermanfaat dalam mengurangi udara yang ditelan secara berlebihan dan dieksaserbasi oleh makanan tertentu. Sendawa kronis akan menyebabkan oleh batu kandung empediu, PUD atau refluks. Kembung karena gas atau ketidakmampuan untuk sendawa dapat di sebabkan oleh fundoplikasi sebelumnya.

Cara mencegah sendawa, kembung dan flatus dengan depalan cara yaitu, makan dan minum lebih pelan agar proses makanan masuk ke esofagus dapat berjalan dengan lancar, tidak minum minuman berkarbonasi, saat memakan sesuatu tidak mengunyah permen karet, tidak makan permen yang keras, jika banyak menghisap permen maka akan lebih banyak menelan dan sebagian yang ditelan adalah udara, hindari mengkonsumsi makanan yang meningkatkan produksi gas dan berjalan kaki selama 10 – 15 menit setelah makan.

Daftar Pustaka

Abdullah, Raihanah. (2005). Kesihatan Keluarga. Pahang: Millennia.
Mayo, C. (2011). Bloating, belching and intestinal. Gas : How to Avoid Them.
Schwartz, Seymour I. (2004). Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah. Jakarta:EGC
Sherwood, L. (2012). Fisiologi Manusia dari Sistem ke Sel. Jakarta: EGC.
Sukanta, P. O. (2001). Akupresur dan Minuman untuk Mengatasi Gangguan Pencernaan. Jakarta: Elex Media Komutindo.

0 komentar:

Posting Komentar