NIM : G1D014023
Kelompok : 4
Description
Pada tanggal 24
Oktober 2014, saya dan teman seperjuangan mengikuti studi tur ke Monumen
Panglima Besar TNI Jenderal Soedirman yang terletak di Kecamatan Karanglewas,
Purwokerto. Tujuan dari studi tur ini adalah guna memperkenalkan serta
mengaplikasikan nilai juang dari sejarah perjuangan Panglima Besar Jenderal
Soedirman secara langsung yang diberikan oleh seorang guide. Selain itu saya pun dapat mengetahui sejarah kehidupan seorang
pahlawan yang sangat gigih secara detail.
Feelings
Saya
merasa senang ketika pertama kalinya saya mendengarkan sejarah panjang dari
seorang guide. Kemudian saat guide menceritakan sejarah panjang
Jenderal Soedirman, sayapun terharu dan sangat bangga dengan perjuangan seorang
Jenderal Soedirman. Saya tidak menyangka bahwa jiwa seorang pahlawan memang
sangat mulia dan tidak lupa saya sangat berterimakasih atas perjuangan pahlawan
yang telah memperjuangan kemerdekaan Indonesia.
Evaluation
Saat
sejarah panjang Panglima Besar Jenderal Soedirman selesai di ceritakan oleh guide, saya mengevaluasi diri. Saya
melontarkan beberapa pertanyaan di dalam hati seperti mengapa saya tidak bisa
gigih layaknya Jenderal Soedirman? Mengapa saya selalu mengeluh saat dalam
keadaan sakit, namun faktanya Jenderal Soedirman tidak begitu? Bagaimana bisa
Jenderal Soedirman melakukan hal yang selalu positif dan selalu gigih?. Setelah
itu, saya merenungkan di dalam hati serta dengan mencari jawaban dan atau
solusi yang akurat.
Analysis
Panglima
Besar TNI Jenderal Soedirman lahir pada tanggal 24 Januari 1916 di Purbalingga.
Jenderal Soedirman pindah ke Cilacap dan disana pula beliau di besarkan dan
atau diadopsi oleh pamannya yang seorang priayi. Jenderal Soedirman aktif
mengikuti program kepanduan yang
dijalankan oleh organisasi Islam Muhammadiyah. Pada tahun 1944, beliau
bergabung dengan tentara Pembela Tanah Air (PETA) dan menjabat sebagai komandan
batalion di Banyumas. Setelah empat tahun kemudian, Jenderal Soedirman mengidap
penyakit TBC dan harus menjalankan kedepannya dengan satu paru-paru. Pada saat
Soedirman menjadi memimpin perang gerilya, beliau hanya duduk di sebuah tandu
sederhana dikarenakan penyakit yang diidapnya. Namun dengan kegigihan seorang
Soedirman berkata “Lebih baik aku di bom atom dari pada harus merdeka tidak
seratus persen” setelah itu beliau pun mampu memenangkan perang tersebut.
Conclusion
Dalam
studi tur ini, saya banyak menerima pengetahuan tentang sejarah dan nilai juang
dari seorang Panglima Besar TNI Jenderal
Soedirman. Beliau sangat gigih dalam melakukan segala hal, sekalipun beliau melakukan
perang dalam keadaan sakit yang cukup kronis. Selain itu, beliau tidak pernah
mengeluh akan masalah yang dihadapinya. Selama hidupnya, beliau menjadi seorang
yang aktif di organisasi serta menjadikan orang yang terpandang. Maka wajar
ketika beliau meninggal dunia, semua masyarakat banyak yang menangisi kepergian
Jenderal Soedirman.
Action Plan
Belajar dari
sebuah pengalaman seorang pahlawan Indonesia Jenderal Soedirman, saya akan
melakukan segala hal positif dengan kegigihan dan tanpa rasa mengeluh.
Menjadikan tolak ukur sebuah perjalanan perang yang dilandasi dengan kegigihan
untuk menjalankan kegiatan kedepannya. Selain itu dengan prinsip yang kuat
serta selalu ingat motivasi terbesar saya, saya akan terus semangat menjalankan
kehidupan yang sehat dan tak lupa saya dilandasi dengan sikap optimis.
0 komentar:
Posting Komentar