Minggu, 09 November 2014

Reflective Essay Baturraden Adventure Forest (BAF)

Description
            Pada tanggal 31 Oktober 2014 sampai dengan 1 November 2014, saya mengikuti acara yang mendidik dan membangun karakter yang baik atau yang sering disebut dengan studi tour, tepatnya di Baturraden Adventure Forest (BAF) yang berada di lembah sungai Pelus sebelum objek wisata PT Palawi, Telaga Sunyi. BAF atau Rimba Tualang Baturraden adalah bentuk baru wahana ekowisata dan petualangan rimba. BAF tidak hanya menyajikan pemandangan alam Baturraden yang sudah terkenal pesonanya, tetapi juga mengemas pesona 4 unsur alam; gunung, sungai, hutan & kabut, ke dalam berbagai jenis petualangan fisik (physical adventure) dan petualangan wawasan (mind adventure) dalam berbagai kegiatan; Mountain Adventure, Water Adventure, Tree Adventure & Eco Adventure.
Feelings
            Pertama kali memasuki kawasan Baturraden Adventure Forest (BAF), saya dan teman-teman yang lain disambut dengan  pemandangan hutan damar dan pinus serta aneka vegetasi hutan yang membentang di kaki Gunung Slamet seluas 50 Ha. Selain itu, kami disambut dengan penuh kehangatan dengan di hidangkan minuman jahe lemon yang hangat hingga membuat kami terasa nyaman. Suasana yang mendukung pun menemani saya untuk dapat mengenal lebih jauh tempat wisata ini.
Evaluation
            Setelah saya melakukan berbagai kegiatan yang cukup menguras tenaga, saya istirahat dan mulai mengevaluasi diri. Saya awali dengan mempertanyakan beberapa pertanyaan ke dalam diri saya seperti, bagaimana cara menghilangkan rasa takut? Bagaimana menciptakan rasa kerja sama yang tinggi? Bagaimana mencipatakan kekompakan yang utuh dan dilandari dengan rasa bertanggung jawab? dan sebagainya.
Analysis
            Baturraden Adventure Forest (BAF) menyuguhkan beberapa permainan dan atau outbond yang diberi nama Trash fall, The ring, Flying fox dan Triangle. Ke empat outbond tersebut, menciptakan suasana yang sangat menyenangkan untuk menghilangkan kepenatan di lingkungan kampus. Selain itu, dari ke empat permainan tersebut memberikan suatu pendidikan yang tidak dapat ditemukan ditempat lain. Untuk lebih jelasnya saya akan menjelaskan pelajaran apa yang diberikan dari setiap permainan.
Trash fall : harus memiliki kepercayaan satu dengan yang lainnya, menjaga kekompakan agar seseorang yang akan jatuh dari ketinggian ±2 meter tidak terluka
Flying fox : menumbuhkan rasa keberanian yang tinggi dan melawan rasa takut yang melanda
The Ring : Mengajarkan kepada setiap mahasiswa untuk berpegang teguh kepada peraturan yang berlaku di sekitar keluarga, lingkungan masyarakat maupun negara.
Triangle : Menciptakan kekompakan yang tinggi, saling percaya satu sama lain khususnya percaya kepada pemimpin kita.
Kemudian sebagai acara penutup di BAF ini adalah kekompakan antar satu angkatan saat melindungi sebuah lilin menyala yang harus disebrangkan ke pinggir sungai agar tujuan bersama dapat dicapai dan pengalaman tersebut tidak akan pernah saya lupakan.
Conclusion
            Pengalaman yang di berikan sangat mengagumkan dan menjadi kenangan tersendiri. Disana saya dituntut untuk menjadi pribadi yang mempunyai karakter serta berpegang teguh kepada peraturan disekitar lingkungan kita. Acara di BAF ini, sangat memberikan pendidikan yang tidak ada duanya. Selain itu, dengan disuguhkan pemandangan yang asri menciptakan keharmonisan antar satu angkatan ini.
Action Plans
Saya akan lebih berani melawan rasa takut, saling percaya kepada teman, memiliki kekompakan yang utuh, ketelitian, kerja sama yang baik antar individu maupun tim kelompok, tetap berpegang teguh kepada peraturan yang ada di lingkungan keluarga, masyarakat maupun negara. Tidak lupa, saya akan mencoba menjadi pribadi yang berbudi pekerti luhur yang mampu membanggakan orang tua maupun negara.







Minggu, 02 November 2014

Reflective Essay Monumen Pangsar TNI Jenderal Soedirman


Nama                  : Adha Didah Apriliyani
NIM                    : G1D014023
Kelompok           : 4

Description
        Pada tanggal 24 Oktober 2014, saya dan teman seperjuangan mengikuti studi tur ke Monumen Panglima Besar TNI Jenderal Soedirman yang terletak di Kecamatan Karanglewas, Purwokerto. Tujuan dari studi tur ini adalah guna memperkenalkan serta mengaplikasikan nilai juang dari sejarah perjuangan Panglima Besar Jenderal Soedirman secara langsung yang diberikan oleh seorang guide. Selain itu saya pun dapat mengetahui sejarah kehidupan seorang pahlawan yang sangat gigih secara detail.
Feelings
        Saya merasa senang ketika pertama kalinya saya mendengarkan sejarah panjang dari seorang guide. Kemudian saat guide menceritakan sejarah panjang Jenderal Soedirman, sayapun terharu dan sangat bangga dengan perjuangan seorang Jenderal Soedirman. Saya tidak menyangka bahwa jiwa seorang pahlawan memang sangat mulia dan tidak lupa saya sangat berterimakasih atas perjuangan pahlawan yang telah memperjuangan kemerdekaan Indonesia.
Evaluation
        Saat sejarah panjang Panglima Besar Jenderal Soedirman selesai di ceritakan oleh guide, saya mengevaluasi diri. Saya melontarkan beberapa pertanyaan di dalam hati seperti mengapa saya tidak bisa gigih layaknya Jenderal Soedirman? Mengapa saya selalu mengeluh saat dalam keadaan sakit, namun faktanya Jenderal Soedirman tidak begitu? Bagaimana bisa Jenderal Soedirman melakukan hal yang selalu positif dan selalu gigih?. Setelah itu, saya merenungkan di dalam hati serta dengan mencari jawaban dan atau solusi yang akurat.
Analysis
        Panglima Besar TNI Jenderal Soedirman lahir pada tanggal 24 Januari 1916 di Purbalingga. Jenderal Soedirman pindah ke Cilacap dan disana pula beliau di besarkan dan atau diadopsi oleh pamannya yang seorang priayi. Jenderal Soedirman aktif mengikuti program kepanduan yang  dijalankan oleh organisasi Islam Muhammadiyah. Pada tahun 1944, beliau bergabung dengan tentara Pembela Tanah Air (PETA) dan menjabat sebagai komandan batalion di Banyumas. Setelah empat tahun kemudian, Jenderal Soedirman mengidap penyakit TBC dan harus menjalankan kedepannya dengan satu paru-paru. Pada saat Soedirman menjadi memimpin perang gerilya, beliau hanya duduk di sebuah tandu sederhana dikarenakan penyakit yang diidapnya. Namun dengan kegigihan seorang Soedirman berkata “Lebih baik aku di bom atom dari pada harus merdeka tidak seratus persen” setelah itu beliau pun mampu memenangkan perang tersebut.
Conclusion
        Dalam studi tur ini, saya banyak menerima pengetahuan tentang sejarah dan nilai juang dari seorang Panglima Besar  TNI Jenderal Soedirman. Beliau sangat gigih dalam melakukan segala hal, sekalipun beliau melakukan perang dalam keadaan sakit yang cukup kronis. Selain itu, beliau tidak pernah mengeluh akan masalah yang dihadapinya. Selama hidupnya, beliau menjadi seorang yang aktif di organisasi serta menjadikan orang yang terpandang. Maka wajar ketika beliau meninggal dunia, semua masyarakat banyak yang menangisi kepergian Jenderal Soedirman.
Action Plan
        Belajar dari sebuah pengalaman seorang pahlawan Indonesia Jenderal Soedirman, saya akan melakukan segala hal positif dengan kegigihan dan tanpa rasa mengeluh. Menjadikan tolak ukur sebuah perjalanan perang yang dilandasi dengan kegigihan untuk menjalankan kegiatan kedepannya. Selain itu dengan prinsip yang kuat serta selalu ingat motivasi terbesar saya, saya akan terus semangat menjalankan kehidupan yang sehat dan tak lupa saya dilandasi dengan sikap optimis.